Kesehatan adalah aset berharga, dan memahaminya adalah langkah awal untuk menjaganya. Mungkin Anda pernah mendengar istilah diabetes, atau bahkan mengenal seseorang yang hidup dengan kondisi ini.
Diabetes mellitus, sering disebut diabetes saja, merupakan salah satu kondisi kesehatan yang cukup umum dijumpai di tengah masyarakat kita. Prevalensinya yang terus meningkat menjadikannya perhatian penting dalam dunia kesehatan global maupun nasional.
Artikel ini kami susun dengan tujuan memberikan pemahaman yang jelas mengenai apa itu diabetes. Mulai dari pengertian dasarnya, berbagai jenisnya, gejala yang perlu diwaspadai, hingga faktor risiko dan komplikasi yang mungkin timbul.
Lebih lanjut, kami akan membahas secara menyeluruh bagaimana pengelolaan yang tepat bisa membantu meningkatkan kualitas hidup. Kami di Onemed Store berkomitmen untuk mendukung perjalanan kesehatan Anda, termasuk dalam pengelolaan diabetes, melalui penyediaan berbagai peralatan medis yang akurat dan mudah digunakan.
Apa itu Diabetes?
Untuk mengelola sesuatu dengan baik, pertama-tama kita perlu memahaminya secara utuh. Demikian pula halnya dengan diabetes. Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah, apa itu diabetes dari sudut pandang medis?
1. Definisi Medis Seputar Diabetes
Secara medis, diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa) yang tinggi atau di atas normal, sebuah kondisi yang dikenal sebagai hiperglikemia. Glukosa sendiri merupakan sumber energi utama bagi sel-sel tubuh kita.
Akan tetapi, agar glukosa bisa masuk ke dalam sel dan digunakan sebagai energi, tubuh memerlukan hormon yang disebut insulin. Insulin diproduksi oleh sel beta di pankreas. Hormon ini bekerja seperti kunci yang membuka pintu sel sehingga glukosa dari aliran darah bisa masuk.
Pada orang dengan diabetes, proses ini terganggu. Gangguan tersebut bisa disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup insulin, atau tubuh tidak bisa menggunakan insulin yang ada secara optimal (resistensi insulin), atau bahkan kombinasi keduanya. Akibatnya, glukosa menumpuk di dalam darah.
Pemahaman mengenai mekanisme apa itu diabetes ini menjadi langkah awal yang penting sebelum kita membahas lebih jauh mengenai jenis dan pengelolaannya. Dengan mengerti dasar masalahnya, kita bisa lebih sadar akan pentingnya deteksi dini dan penanganan yang berkelanjutan.
2. Bagaimana Diabetes Mempengaruhi Tubuh?
Kadar gula darah yang tinggi secara terus-menerus, jika tidak dikelola dengan baik, sayangnya bisa merusak berbagai organ dan jaringan tubuh seiring berjalannya waktu.
Pembuluh darah, baik yang besar maupun yang kecil, serta sistem saraf adalah beberapa bagian tubuh yang rentan terhadap kerusakan akibat hiperglikemia kronis. Kondisi inilah yang kemudian bisa memicu berbagai komplikasi jangka panjang.
Oleh karena itu, kesadaran akan dampak serius jika apa itu diabetes tidak ditangani dengan serius menjadi sangat penting. Ini bukan hanya tentang mengontrol angka gula darah semata, melainkan tentang menjaga fungsi organ-organ vital tubuh agar tetap bekerja dengan baik demi kualitas hidup yang lebih terjaga di masa mendatang.
Mengenali Jenis-jenis Umum Diabetes
Setelah memahami definisi umum apa itu diabetes, penting untuk mengetahui bahwa kondisi ini memiliki beberapa tipe utama. Setiap tipe memiliki penyebab dan karakteristik yang berbeda, meskipun semuanya berujung pada masalah kadar gula darah yang tinggi.

Source: Freepik
1. Diabetes Tipe 1
Ini adalah kondisi autoimun. Ini berarti sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi, justru keliru menyerang dan menghancurkan sel-sel beta di pankreas yang bertugas memproduksi insulin. Akibatnya, tubuh hanya memproduksi sedikit insulin atau bahkan tidak sama sekali.
Orang dengan Diabetes Tipe 1 memerlukan terapi insulin seumur hidup untuk mengontrol kadar gula darah mereka. Jenis ini biasanya terdeteksi pada anak-anak dan remaja, meskipun bisa juga terjadi pada orang dewasa. Penyebab pasti mengapa sistem imun menyerang sel beta masih belum sepenuhnya dipahami, namun faktor genetik dan lingkungan diduga berperan.
2. Diabetes Tipe 2
Ini adalah jenis diabetes yang paling umum ditemukan, mencakup sekitar 90-95% dari semua kasus diabetes. Pada kondisi ini, tubuh tidak bisa menggunakan insulin secara optimal, sebuah fenomena yang disebut resistensi insulin. Pada tahap awal, pankreas mungkin mencoba mengimbanginya dengan memproduksi lebih banyak insulin.
Akan tetapi, seiring waktu, pankreas tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga produksi insulin pun menurun. Ini adalah jenis yang paling sering menjadi fokus ketika masyarakat bertanya tentang apa itu diabetes dalam konteks gaya hidup.
Faktor risiko utama untuk Diabetes Tipe 2 meliputi kelebihan berat badan atau obesitas, kurangnya aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, riwayat keluarga dengan diabetes, dan usia yang semakin menua.
3. Diabetes Gestasional
Ini adalah kondisi kadar gula darah tinggi yang pertama kali terdeteksi selama masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau ketiga, pada wanita yang sebelumnya tidak memiliki riwayat diabetes.
Selama kehamilan, plasenta menghasilkan hormon yang bisa membuat sel-sel tubuh lebih resisten terhadap insulin. Sebagian besar wanita bisa memproduksi cukup insulin tambahan untuk mengatasi resistensi ini. Namun, beberapa wanita tidak mampu, sehingga kadar gula darah mereka meningkat.
Pengelolaan Diabetes Gestasional sangat penting untuk kesehatan ibu dan perkembangan janin. Umumnya, kondisi ini akan kembali normal setelah melahirkan, tetapi wanita yang pernah mengalami Diabetes Gestasional memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan Diabetes Tipe 2 di kemudian hari.
4. Jenis Diabetes Lainnya (Pre-diabetes)
Selain tiga jenis utama tersebut, ada juga kondisi yang disebut pre-diabetes. Pre-diabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah seseorang lebih tinggi dari normal, tetapi belum cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai Diabetes Tipe 2.
Pre-diabetes sering dianggap sebagai tahap peringatan. Tanpa intervensi perubahan gaya hidup, banyak orang dengan pre-diabetes akan berkembang menjadi Diabetes Tipe 2 dalam beberapa tahun. Mengenali pre-diabetes memberikan kesempatan untuk melakukan tindakan pencegahan dan menunda atau bahkan mencegah terjadinya Diabetes Tipe 2.
Gejala Diabetes, Apa Saja Tanda yang Perlu Diwaspadai?
Gejala diabetes bisa bervariasi antar orang, dan terkadang pada Diabetes Tipe 2, gejalanya bisa sangat ringan atau bahkan tidak muncul sama sekali pada tahap awal. Namun demikian, ada beberapa tanda umum yang perlu diwaspadai sebagai indikasi awal apa itu diabetes yang mungkin sedang berkembang.
Mengenali gejala ini lebih dini bisa membantu dalam mendapatkan diagnosis dan penanganan yang lebih cepat. Berikut adalah beberapa poin gejala umum yang sering dikaitkan dengan diabetes:
- Sering merasa haus (polidipsia): Tubuh mencoba mengeluarkan kelebihan gula melalui urin, yang menarik lebih banyak air dari tubuh, sehingga menyebabkan dehidrasi dan rasa haus meningkat.
- Sering buang air kecil, terutama di malam hari (poliuria): Sebagai akibat dari tubuh mencoba membuang kelebihan gula melalui urin.
- Rasa lapar yang berlebihan (polifagia): Meskipun kadar gula dalam darah tinggi, sel-sel tubuh tidak mendapatkan cukup glukosa karena masalah insulin. Akibatnya, tubuh merasa kekurangan energi dan mengirimkan sinyal lapar.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas: Terutama pada Diabetes Tipe 1. Karena tubuh tidak bisa menggunakan glukosa untuk energi, ia mulai memecah lemak dan otot sebagai sumber energi alternatif.
- Mudah lelah dan kekurangan energi: Sel-sel tubuh tidak mendapatkan pasokan glukosa yang cukup untuk beraktivitas secara normal.
- Penglihatan kabur: Kadar gula darah yang tinggi bisa menarik cairan dari lensa mata, mempengaruhi kemampuan fokus.
- Luka yang lama sembuh: Kadar gula darah tinggi bisa mempengaruhi sirkulasi darah dan fungsi saraf, serta kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, sehingga memperlambat proses penyembuhan luka.
- Sering mengalami infeksi, seperti infeksi kulit atau saluran kemih: Lingkungan tinggi gula mendukung pertumbuhan bakteri dan jamur.
Sangat penting untuk tidak mengabaikan gejala-gejala ini. Apabila Anda atau orang terdekat mengalami beberapa dari tanda-tanda tersebut, segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Mengapa Seseorang Bisa Mengalami Diabetes? Ini Penyebabnya
Memahami faktor risiko adalah bagian penting dari mengerti apa itu diabetes secara menyeluruh. Beberapa faktor risiko tidak bisa kita ubah, namun banyak juga yang berkaitan dengan gaya hidup dan bisa dimodifikasi untuk mengurangi kemungkinan terkena diabetes, khususnya Diabetes Tipe 2.
1. Faktor Risiko yang Tidak Bisa Diubah
Beberapa faktor yang meningkatkan resiko seseorang terkena diabetes berada di luar kendali kita. Ini termasuk:
- Riwayat keluarga atau genetik: Jika ada anggota keluarga inti (orang tua atau saudara kandung) yang menderita diabetes, risiko Anda untuk mengalami kondisi serupa cenderung lebih tinggi.
- Usia: Risiko untuk mengembangkan Diabetes Tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 45 tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh penurunan fungsi pankreas dan peningkatan resistensi insulin seiring waktu.
- Etnis tertentu: Beberapa kelompok etnis memiliki prevalensi diabetes yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lain.
2. Faktor Risiko yang Bisa Diubah (Berkaitan dengan Gaya Hidup)
Kabar baiknya, banyak faktor risiko diabetes yang bisa dikelola atau diubah melalui pilihan gaya hidup sehat. Ini meliputi:
- Kelebihan berat badan atau obesitas: Ini adalah risiko utama untuk Diabetes Tipe 2. Jaringan lemak berlebih, terutama di sekitar perut, bisa meningkatkan resistensi insulin.
- Kurangnya aktivitas fisik: Gaya hidup yang tidak aktif atau sedentari berkontribusi pada penambahan berat badan dan resistensi insulin.
- Pola makan tidak sehat: Konsumsi makanan tinggi gula tambahan, lemak jenuh, lemak trans, dan kalori kosong, serta rendah serat, bisa meningkatkan risiko diabetes.
- Merokok: Merokok diketahui bisa meningkatkan resistensi insulin dan risiko diabetes.
- Tekanan darah tinggi (hipertensi): Hipertensi kerap berjalan beriringan dengan diabetes dan bisa saling memperburuk kondisi.
- Kadar kolesterol tidak normal: Kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) yang rendah dan trigliserida yang tinggi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko Diabetes Tipe 2.
Dengan mengetahui faktor-faktor risiko ini, kita bisa mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga kesehatan dan meminimalkan kemungkinan berkembangnya diabetes.
Komplikasi Diabetes, Dampak Jangka Panjang yang Perlu Dihindari
Salah satu alasan utama mengapa pemahaman apa itu diabetes sangat penting adalah untuk mencegah timbulnya komplikasi. Pengelolaan kadar gula darah yang buruk dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kerusakan serius pada berbagai organ tubuh. Berikut adalah poin-poin komplikasi umum yang bisa timbul akibat diabetes yang tidak terkontrol:

Source: Freepik
- Penyakit kardiovaskular: Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, serangan jantung, stroke, dan penyempitan arteri (aterosklerosis).
- Kerusakan saraf (neuropati diabetik): Kadar gula darah tinggi bisa merusak serabut saraf, terutama di kaki dan tangan, menyebabkan rasa nyeri, kesemutan, mati rasa, atau kelemahan.
- Kerusakan ginjal (nefropati diabetik): Diabetes adalah salah satu penyebab utama penyakit ginjal kronis yang bisa berujung pada gagal ginjal dan memerlukan dialisis atau transplantasi.
- Kerusakan mata (retinopati diabetik): Diabetes bisa merusak pembuluh darah di retina mata, yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan. Katarak dan glaukoma juga lebih sering terjadi pada orang dengan diabetes.
- Masalah kaki diabetes: Kerusakan saraf dan sirkulasi darah yang buruk bisa menyebabkan masalah serius pada kaki, termasuk luka yang tidak kunjung sembuh, infeksi, dan dalam kasus yang parah, memerlukan amputasi.
- Masalah kulit dan mulut: Orang dengan diabetes lebih rentan terhadap infeksi kulit bakteri dan jamur, serta masalah gusi.
- Gangguan pendengaran: Diabetes bisa mempengaruhi pembuluh darah dan saraf di telinga bagian dalam.
Pentingnya manajemen diabetes yang baik tidak bisa ditekankan lagi. Dengan menjaga kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol tetap terkontrol, serta menjalani gaya hidup sehat, banyak dari komplikasi ini bisa dicegah atau perkembangannya diperlambat.
Diagnosis Diabetes, Bagaimana Cara Mengetahuinya?
Proses diagnosis apa itu diabetes dilakukan oleh profesional medis melalui serangkaian pemeriksaan. Jika Anda mengalami gejala diabetes atau memiliki faktor risiko, dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa tes darah untuk mengukur kadar glukosa Anda. Jenis tes umum yang digunakan untuk mendiagnosis diabetes antara lain:
1. Tes Gula Darah Puasa (GDP)
Tes ini mengukur kadar gula darah setelah Anda tidak makan atau minum (kecuali air putih) setidaknya selama 8 jam. Hasil GDP 126 mg/dL atau lebih pada dua kali pemeriksaan terpisah biasanya mengindikasikan diabetes.
2. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Tes ini mengukur respons tubuh terhadap glukosa. Anda akan diminta berpuasa semalam, kemudian kadar gula darah puasa Anda diukur. Setelah itu, Anda akan minum larutan glukosa khusus, dan kadar gula darah akan diukur lagi setelah 2 jam. Kadar gula darah 200 mg/dL atau lebih setelah 2 jam mengindikasikan diabetes.
3. Tes HbA1c (Hemoglobin A1c)
Tes ini memberikan gambaran rata-rata kadar gula darah Anda selama 2-3 bulan terakhir. HbA1c mengukur persentase hemoglobin dalam darah yang terikat dengan glukosa. Hasil HbA1c 6.5% atau lebih menunjukkan diabetes.
4. Tes Gula Darah Sewaktu (GDS)
Tes ini bisa dilakukan kapan saja tanpa perlu berpuasa. Jika hasil GDS 200 mg/dL atau lebih, disertai dengan gejala klasik diabetes (seperti sering haus, sering buang air kecil), maka diagnosis diabetes bisa ditegakkan.
Pentingnya diagnosis dini tidak bisa diabaikan. Semakin cepat diabetes terdeteksi, semakin cepat pula penanganan bisa dimulai, yang pada akhirnya bisa membantu mencegah atau menunda komplikasi serius. Oleh karena itu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki kekhawatiran.
Cara Hidup Berkualitas dengan Diabetes
Meskipun diabetes adalah kondisi kronis yang belum bisa disembuhkan sepenuhnya, orang dengan diabetes (sering disebut diabetesi) tetap bisa menjalani hidup yang aktif, produktif, dan berkualitas. Kuncinya terletak pada pengelolaan yang tepat dan berkelanjutan.
Memahami apa itu diabetes adalah langkah awal yang pokok dalam perjalanan pengelolaan ini. Perubahan gaya hidup memegang peranan sentral dalam mengelola diabetes, terutama Diabetes Tipe 2. Beberapa pilar utamanya adalah:
1. Pola Makan Sehat
Ini bukan berarti harus makan makanan yang hambar atau membosankan. Prinsipnya adalah memilih makanan yang seimbang gizinya, kaya serat (seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh), protein tanpa lemak, dan lemak sehat.
Penting untuk memperhatikan porsi makan, jenis karbohidrat yang dikonsumsi (pilih karbohidrat kompleks), serta jadwal makan yang teratur untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Sebaiknya batasi asupan gula tambahan, minuman manis, makanan olahan, dan lemak jenuh.
2. Aktivitas Fisik Teratur
Olahraga membantu tubuh menggunakan insulin lebih optimal dan menurunkan kadar gula darah. Usahakan untuk melakukan aktivitas aerobik intensitas sedang, seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang, setidaknya 150 menit per minggu, atau sekitar 30 menit hampir setiap hari. Latihan kekuatan juga dianjurkan setidaknya dua kali seminggu.
3. Pengelolaan Berat Badan
Jika Anda memiliki kelebihan berat badan, menurunkan bahkan hanya 5-10% dari berat badan total sudah bisa memberikan dampak positif yang penting pada kontrol gula darah.
4. Terapi Medis dan Obat-obatan
Selain perubahan gaya hidup, banyak orang dengan apa itu diabetes memerlukan terapi medis berupa obat-obatan untuk membantu mengontrol kadar gula darah mereka. Jenis obat yang diresepkan akan sangat bergantung pada tipe diabetes, kondisi kesehatan secara umum, dan respons tubuh terhadap pengobatan.
Ini bisa berupa obat-obatan oral (tablet) yang bekerja dengan berbagai cara, seperti meningkatkan sensitivitas insulin, merangsang produksi insulin, atau memperlambat penyerapan glukosa.
Bagi penderita Diabetes Tipe 1, dan beberapa penderita Diabetes Tipe 2, suntikan insulin menjadi bagian pokok dari pengobatan. Penting untuk selalu mengikuti anjuran dokter mengenai jenis, dosis, dan jadwal penggunaan obat.
5. Pentingnya Pemantauan Gula Darah Mandiri (PGDM)
Pemantauan Gula Darah Mandiri (PGDM) adalah tindakan mengukur kadar gula darah sendiri di rumah menggunakan alat tes gula darah (glukometer). PGDM memberikan informasi berharga mengenai bagaimana makanan, aktivitas fisik, obat-obatan, dan stres mempengaruhi kadar gula darah Anda.
Data hasil PGDM bisa membantu Anda dan tim medis membuat penyesuaian yang tepat dalam rencana pengelolaan diabetes. Frekuensi PGDM akan bervariasi tergantung pada jenis diabetes, jenis pengobatan, dan target kontrol gula darah Anda.
Ini adalah titik di mana peran toko peralatan medis seperti Onemedstore menjadi penting, dengan menyediakan alat dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk PGDM.
Dukungan Onemedstore dalam Perjalanan Mengelola Diabetes Anda
Setelah memahami secara lengkap apa itu diabetes dan berbagai aspek pengelolaannya, dukungan alat kesehatan yang akurat, mudah digunakan, dan terjangkau menjadi sangat pokok. Kami di Onemedstore ada untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Source: Freepik
1. Ketersediaan Alat Tes Gula Darah (Glukometer) yang Akurat dan Praktis
Onemedstore menyediakan berbagai pilihan alat tes gula darah atau glukometer dari merek-merek terpercaya yang sudah dikenal akan akurasinya. Kami mengerti bahwa kemudahan penggunaan adalah faktor penting.
Oleh karena itu, banyak glukometer yang kami tawarkan memiliki fitur-fitur yang praktis untuk penggunaan sehari-hari, seperti layar yang mudah dibaca, memori penyimpanan hasil tes, dan waktu pengukuran yang cepat. Anda bisa memilih produk yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan.
2. Strip Tes Gula Darah dan Lancet Berkualitas
Untuk mendapatkan hasil tes gula darah yang akurat, penggunaan strip tes dan lancet (jarum) yang berkualitas dan kompatibel dengan alat glukometer Anda sangatlah penting.
Di Onemedstore, kami menyediakan berbagai jenis strip tes dan lancet yang sesuai dengan alat-alat yang di jual. Kami memastikan ketersediaan produk-produk pokok ini sehingga Anda tidak perlu khawatir kehabisan persediaan.
3. Perlengkapan Medis Pendukung Lainnya
Selain glukometer, strip tes, dan lancet, pengelolaan diabetes terkadang memerlukan perlengkapan medis pendukung lainnya. Ini bisa mencakup jarum suntik insulin (bagi yang menggunakan terapi insulin), pena insulin, kapas alkohol untuk desinfeksi, hingga produk perawatan kaki khusus untuk diabetesi.
Onemedstore berusaha menjadi toko perlengkapan medis yang menyediakan solusi lengkap untuk kebutuhan pengelolaan diabetes Anda. Kami berkomitmen untuk menyediakan produk-produk berkualitas dengan harga yang terjangkau.
Ditambah lagi, layanan customer service fast respon kami siap membantu menjawab pertanyaan dan memberikan informasi yang Anda butuhkan mengenai produk-produk ini.
Dapatkan Solusi Pengelolaan Diabetes Terbaik Bersama Onemedstore
Sebagai kesimpulan, memahami secara detail apa itu diabetes adalah langkah pertama dan paling penting dalam perjalanan menuju pengelolaan yang sukses. Deteksi dini, perubahan gaya hidup yang sehat, kepatuhan terhadap rencana pengobatan, dan pemantauan rutin adalah pilar-pilar utama yang akan membantu Anda atau orang terkasih hidup berkualitas meski dengan diabetes.
Kami ingin menegaskan kembali bahwa hidup dengan diabetes bisa tetap aktif, produktif, dan menyenangkan. Dengan pemahaman yang benar, kedisiplinan dalam menjalankan pola hidup sehat, serta dukungan medis dan peralatan yang tepat, tantangan diabetes bisa dihadapi.
Kini, setelah Anda mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai apa itu diabetes, langkah selanjutnya adalah memastikan Anda memiliki dukungan terbaik untuk pengelolaannya. Kami di Onemed Store menyediakan berbagai pilihan alat tes gula darah, strip tes, lancet, dan perlengkapan medis lainnya yang Anda butuhkan. Yuk cek katalog lengkapnya!